Jumat, 12 Juni 2015

Aplikasi Matematika dalam kehidupan sehari-hari

TEORI GRAF DALAM PENGATURAN WARNA PADA LAMPU LALU LINTAS 

Teori graf masih diterapkan di berbagai persoalan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya aplikasi pewarnaan graf dalam pengaturan warna lampu lalu lintas di perempatan jalan sehingga mencegah terjadinya tabrakan di perempatan jalan tersebut.












Gambar 8. Lampu lalu lintas perempatan jalan
Seperti yang ditunjukkan pada gambar diatas, sebuah perempatan jalan mempunyai 4 buah lampu lalu lintas. Lampu lalu lintas pada jalan B dan F menyala bersamaan. Lampu lalu lintas pada jalan D dan H juga menyala bersamaan.
Dalam perempatan jalan tersebut diketahui jika lampu di jalan B dan F menyala hijau maka jalur yang boleh digunakan adalah dari B ke E, F ke A. selain itu jalur langsung belok kiri juga diperbolehkan, yaitu dari B ke C, dan F ke G.
Jika di jalan D dan H lampu hijau menyala maka jalur yang boleh digunakan untuk melintas adalah jalur dari D ke E, D ke G, H ke A, dan H ke C. Dalam kondisi ini, jalur langsung belok kiri juga diperbolehkan.
Untuk menyelesaikan permasalahan pada pembuatan lampu lalu lintas pada sebuah perempatan jalan, maka hal yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah menentukan jalur mana yang bisa berjalan dengan member lampu hijau di tempat tertentu dan member lampu merah agar kendaraan pada lintasan yang lain berhenti sehingga tidak terjadi tabrakan.













Gambar 9. Jalur di perempatan jalan
Diketahui bahwa jalur yang bisa digunakan untuk melintas adalah dari B ke C, B ke E, D ke E, D ke G, F ke G, F ke A, H ke A, dan H ke C. Setelah mengetahui jalur mana saja yang bisa dilewati, berikut langkahlangkah untuk mengatur lampu lalu lintas menggunakan graf.
1.      Membuat simpul-simpul sebagai tanda dari semua jalur yang bisa dilewati dalam perempatan jalan. Letak dari simpul-simpul tersebut bebas, tidak ada aturan tertentu untuk mengharuskan simpul harus diletakkan di posisi mana karena hal itu tidak terlalu berpengaruh.












Gambar 10. Simpul-simpul dari jalur jalan
1.      Menentukan sisi untuk menghubungkan 2 simpul yang saling melintas atau berseberangan. Untuk memudahkan hal ini, carilah simpul-simpul yang menunjukkan jalur mana saja yang akan bertabrakan jika semua lampu lalu lintas berwarna hijau. Pada Gambar 9 terlihat bahwa jalur BE dan DG, BE dan HC, FA dan DG, FA dan HC saling berseberangan. Karena BE dan DG berseberangan, maka kedua simpul tersebut dihubungkan dengan garis yang disebut sisi. Setelah itu, simpul-simpul lain yang saling berseberangan juga dihubungkan dengan sebuah sisi.












Setelah menghubungkan semua simpul (jalur) yang saling berseberangan, langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah memberi warna pada masing-masing simpul dengan ketentuan pemberian warnanya sebagai berikut Menggunakan jumlah warna sedikit mungkin Simpul yang bertetanggaan (terhubung dengan sisi) tidak boleh berwarna sama Memberi warna yang sama pada simpul yang tidak terhubung secara langsung Simpul yang tidak terhubung dengan sisi (simpul terpencil), berarti jalur tersebut boleh berlaku lampu lalu lintas berwarna hijau terus. Warna yang digunakan bebas.











Gambar 12. Pewarnaan pada simpul graf

Berdasarkan gambar diatas, semua simpul telah diwarnai sesuai ketentuan pewarnaan pada graf. Graf diatas memiliki bilangan kromatis 3 (χ(G) = 3) karena jumlah minimum warna yang digunakan sebanyak 3. Simpul FA dan BE berwarna sama yaitu hijau karena keduanya tidak terhubung/bertetanggaan. Tapi simpul DG dan HC terhubung dengan simpul FA dan BE sehingga harus diberi warna yang berbeda yaitu warna merah. Sementara simpul HA, BC, DE, FG diberi warna sama yaitu kuning karena simpulsimpul tersebut adalah simpul terpencil yang tidak terhubung dengan simpul lain dan itu berarti bahwa jalur-jalur dari simpul tersebut tidak ada yang saling melintas sehingga keempat jalur itu bisa berlaku lampu hijau terus.
4. Langkah selanjutnya adalah mengelompokkan simpul-simpul tersebut berdasarkan kesamaan warna.
Merah = DG dan HC
Hijau = BE dan FA
Kuning = BC, DE, FG, dan HA
Dari pengelompokkan tersebut diperoleh 2 kondisi untuk lampu lalu lintas di perempatan jalan.

Lampu Merah
DG, HC
Lampu Hijau
BE, FA, BC, DE, FG, HA
Tabel 1. Kondisi lampu lalu lintas 1
Lampu Merah
BE, FA
Lampu Hijau
DG, HC, BC, DE, FG, HA
Tabel 2. Kondisi lampu lalu lintas

Berdasarkan tabel-tabel diatas, lampu merah berarti bahwa jalur tidak boleh digunakan untuk melintas, sedangkan lampu hijau menunjukkan bahwa jalur bisa digunakan untuk melintas. Pada Tabel 1, jika di jalan D dan H lampu merah menyala maka jalur DG dan HC tidak boleh digunakan. Disaat yang bersamaan di jalan B dan F lampu hijau menyala sehingga jalur BE dan FA boleh digunakan. Karena langsung belok kiri juga diperbolehkan, maka jalur BC, DE, FG, HA juga bisa digunakan untuk melintas. Hal-hal tersebut juga berlaku untuk Tabel 2, ketika di jalan B dan F lampu merah menyala maka di jalan D dan H lampu hijau akan menyala. Sehingga jalur-jalur yang bisa digunakan antara lain DG, HC, BC, DE, FG, dan HA.

terima kasih...
semoga bermanfaat....

sumber : http://rahadikusuma.blogspot.com/2013/12/matematika-diskrit-pewarnaan-graf_30.html