Minggu, 19 April 2015

Sejarah Bilangan Matematika Arab


Disusun oleh Kelompok 8:

1.               Muhammad Salimnah             (0610075011) 
2.               Vivi Muflifah                          (0610072612)
3.               Darti Arfina                            (0610073712)
4.               Diany Setia Ningrum              (0610076012)


Kelas PMTK 4 A

PENDIDIKANMATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DANILMUPENDIDIKAN
UNIVERSITASPEKALONGAN
2015






BAB 2
PEMBAHASAN

2.1.       Bilangan dan Sejarah
2.1.1.  Bilangan Arab
Bilangan  adalah suatu konsep matematika yang digunakan untuk pencacahan dan pengukuran. Sedangkan  simbol ataupun lambang yang digunakan untuk mewakili suatu bilangan disebut sebagai angka atau lambang bilangan. Dalam matematika, konsep bilangan selama bertahun-tahun lamanya telah diperluas untuk meliputi bilangan nol, bilangan negatif, bilangan rasional, bilangan irasional, dan bilangan kompleks.
Sistem bilangan Arab atau Angka Arab (Arabic Numerals) merupakan sebuah sistem bilangan populer yg terdiri dari angka 0-9 (0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9), sistem angka ini paling banyak digunakan di zaman modern ini. Angka Arab dipopulerkan oleh matematikawan Muslim di abad pertengahan, kemudian menyebar ke Eropa beberapa abad kemudian, dan menjadi angka standar dunia sejak zaman kolonial.
2.1.2. Sejarah angka Arab
Angka-angka Arab adalah keturunan dari angka India dan sistem angka Hindu-Arab yang dikembangkan oleh matematikawan India, yang membaca urutan angka seperti “975” sebagai satu bilangan yang utuh. Angka India kemudian diadopsi oleh matematikawan Persia di India, dan diteruskan lebih lanjut kepada orang-orang Arab di sebelah barat. Bentuk angka-angka itu dimodifikasi di saat mereka diteruskan, dan mencapai bentuk Eropanya (bentuk yang sekarang) pada saat mencapai Afrika Utara. Dari sana, penggunaan mereka menyebar ke Eropa pada Abad Pertengahan. Penggunaan Angka Arab tersebar ke seluruh dunia melalui perdagangan, buku dan kolonialisme Eropa. Saat ini, Angka Arab adalah simbol representasi angka yang paling umum digunakan di dunia.
Angka Arab pertama kali diperkenalkan di Eropa melalui Codex Vigilanus yg ditulis oleh Gerbert of Aurillac (Paus Sylvester II) di tahun 976. Namun Gerbert hanya menulis sembilan angka dari 1-9 tanpa angka 0.
Leonardo Fibonacci adalah orang Eropa pertama yg mempergunakan angka Arab dalam bukunya, Liber Abaci yg ditulis tahun 1202. Fibonacci, tumbuh besar di Afrika Utara bersama ayahnya yg seorang pedagang Italia yg sukses di Algeria (Kesultanan Almohad). Dia menghabiskan masa mudanya dengan mempelajari sistem angka Arab, dan menyadari betapa simpel dan efisiennya angka Arab dibanding dengan angka Romawi yg dipergunakan di Eropa. Di usia 32 tahun, Fibonacci menulis Liber Abaci. Sejak itu, perlahan angka Arab menjadi populer di Eropa, seiring dengan dimulainya zaman Renaissance.
Bentuk evolusi dari angka Arab, yaitu angka Arab Latin (yg banyak kita pergunakan sekarang) muncul pertama kali di Maroko dan Spanyol (Andalusia) di akhir abad ke-10, dan dikenal sebagai angka "Ghubar". Layaknya huruf Latin, angka Ghubar bisa digunakan dari kiri-kanan.
Angka Arab Latin ini kemudian menjadi populer dan menggantikan angka Romawi di Italia dan kemudian seluruh Eropa. Angka Arab Latin yg simpel sangat memudahkan para akuntan dalam pencatatan transaksi. Ditambah lagi sejak ditemukannya Mesin Cetak di abad ke-15, angka Arab Latin menjadi sangat populer dan digunakan di hampir semua kerajaan di Eropa.
Sesuai dengan sejarah mereka, angka-angka (0,1,2,3,4,5,6,7,8,9) juga dikenal sebagai Angka Hindu atau Angka Hindu-Arab. Alasan mereka lebih dikenal sebagai “Angka Arab” di Eropa dan Amerika adalah karena mereka diperkenalkan ke Eropa pada abad kesepuluh melalui bangsa Arab di Afrika Utara. Dahulu (dan sampai sekarang) digit-digit tersebut masih dipergunakan oleh orang Arab barat semenjak dari Libya hingga ke Maroko. Di sisi lain, orang-orang Arab menyebut sistem tersebut dengan nama “Angka Hindu”,  yang mengacu pada asal mereka di India. Namun demikian, angka ini tidak boleh dirancukan dengan “Angka Hindu” yang dipergunakan orang-orang Arab di Timur Tengah (٠.١.٢.٣.٤.٥.٦.٧.٨.٩), yang disebut dengan nama lain Angka Arab Timur; atau dengan angka-angka lain yang saat ini dipergunakan di India (misalnya angka Dewanagari: .........)
Sekarang, angka Arab Latin telah menjadi angka Internasional dan digunakan di hampir seluruh dunia. Bahkan di negara yg tidak menggunakan huruf Latin sekalipun, seperti Cina, Korea, Jepang, India, Thailand, dll, angka Arab Latin sesekali digunakan menggantikan angka tradisionalnya. Sedangkan angka Romawi terkadang masih digunakan untuk tujuan formalitas atau seni.
2.2.       Cara Membaca
Dalam sistem bilangan arab memiliki dua tipe dalan penulisan dan pembacaannya. Tipe tersebut yaitu tipe arab tradisianal dan arab latin. Arab tradisional saat ini jarang digunakan, biasanya hanya dapat kita temui di kitab-kitab suci islam. Sedangkan arab latin sampai saat ini banyak digunakan karena lebih mudah dan lebih simpel untuk dipelajari. Berikut tulisan dan cara membaca dari dua tipe bilangan arab :


Arab tradisional

Untuk arab latin, yaitu seperti bilangan sekarang pada umumnya :
0 = Nol                          5   = Lima                    10 = Sepuluh
1 = Satu                         6   = Enam                  
2 = Dua                          7   = Tujuh
3 = Tiga                         8   = Delapan
4 = Empat                      9   = Sembilan
              
Ø  Bilangan Belasan
Bilangan belasan di Arab tinggal menambahkanعشر  (‘asyara) di belakang bilangan satuan.
١١احَدعَشَر     (aḥada ‘asyara)
١٢إِثْنَانْ عَشَر  (iṭsnaan ‘asyara)
١٣ثلاثة عشر  (ṭsalaaṭsah ‘asyara)
١٤أربعة عشر (arba’ah ‘asyara)
١٥خمسة عشر (khamsah ‘asyara)
Ø  Bilangan Puluhan
Bilangan puluhan di Arab tinggal menambahkan وْن (un) di akhir bilangan satuan.
٢٠عِشْرُوْن / عشرين     (isyrun)
٣٠/ ثلاثين ثَلَاثُوْن         (ṭsalaaṭsun)
٤٠/أربعين أَرْبَعُوْن         (arba’un)
٥٠/خمسين خَمْسُوْن        (khamsun)
Ø  Bilangan Ratusan
Bilangan ratusan di Arab menggunakan مِائَة (mi’ah), perhatikan pola berikut:
١٠٠مِائَة                   (mi’ah)
١١٠عشرة و مِائة        (‘asyratunwami’ah)
٢٠٠مِائتا                   (mi'ata)
٢٣٠ثلاثون و مائتا       (Ṭsalaaṭsun wami’ata)
Ø  Bilangan Ribuan
Bilangan ribuan di Arab menggunakan ألف (alfu) artinya 1000.        

2.3.       Operasi Bilangan
1.      Penjumlahan
Dalam arab tradisional terdapat operasi hitung penjumlahan, yang dalam bahasa arab sering disebut الجمع (aljum’u).
Tanda (+) dalam matematika berbahasa Arab biasa dibaca dengan و (wa). Bisa digunakan untu kmembaca bilangan puluhan.
Contoh:
a.       ٢٠ + ١(1+ 20) dibaca
(Waidun wa isyrun)
واحد وعِشْرُوْن
b.      ٦٠ + ٧ (7 + 60) dibaca
(sab’ah wa sittiin)
سبعة و ستين
2.      Pengurangan
Dalam arab tradisional terdapat operasi hitung pengurangan, yang dalam bahasa arab sering disebutالطرح  (althorḥu)
Tanda (-) dalam matematika berbahasa Arab biasa dibaca denganإل  (ila) atauمن (min).
Contoh:
a.       ٢-٥(5 – 2) dibaca
(khamsah ila iṭnaan)
خمسةإل أثنان
b.      ٤-٩٠ (90 – 4)dibaca
(tis’in ila arba’ah)
تسعين إل أربعة
3.      Perkalian
Dalam arab tradisional terdapat operasi hitung perkalian, yang dalam bahasa arab sendiri disebut عمليةالضرب  ('amaliyatu -dh dharb).
Tanda (x) dalam matematika berbahasa Arab bisa dibaca dengan ضرب (dharb) atau bisa juga dibaca dengan في (fii).
Contoh:
a.       ٣× ٦  (6 x 3)dibaca
(sittah fii ṭsalaasah)
ستة في ثلاثة
b.      ٣x ٢١ (21 x 3) dibaca
(waidun wa ‘isyrun fii salaasah)
واحد و عشرون في ثلاثة
Cara lain metode perkalian bilangan diketahui dari arab yang diduga cara ini didapat dari Hindu (India) sebagai berikut :
Contoh: 14 x 10



4.      Pembagian
Dalam arab tradisional terdapat operasi hitung pengurangan, yang dalam bahasa arab sering disebutعملية القسمة (‘amaliyyatuI qismah)
Tanda (:) dalam matematika berbahasa Arab biasa dibaca dengan تقسم (taqsiim) atau على ('alaa).
Contoh:
a.       ٢÷١٠ (10 : 2) dibaca
(‘asyarah ‘alaa iṭsnaan)
عشرة على إثنان
b.      ٤÷٦٨ (68 : 4) dibaca
(Ṭamaniyah wasittin ‘alaa arba’ah)
ثمانية و ستين على أربعة
5.      Samadengan (=)
Dalam operasi hitung selalu terdapat symbol samadengan, di Arab symbol samadengan biasanya dibaca يساوى (yusaawi)
Contoh:
٢٠ = ٤ x ٥ (5 x 4 = 20) dibaca
(khamsah fii ‘arba’ah yusaawii isyriin)
خمسة في أربعة يساوي عشرين











BAB 3
PENUTUP
3.1.        Kesimpulan
Angka Arab pertama kali diperkenalkan di Eropa melalui Codex Vigilanus yg ditulis oleh Gerbert of Aurillac (Paus Sylvester II) di tahun 976. Namun Gerbert hanya menulis sembilan angka dari 1-9 tanpa angka 0.
Leonardo Fibonacci adalah orang Eropa pertama yg mempergunakan angka Arab dalam bukunya, Liber Abaci yg ditulis tahun 1202.
Dalam sistem bilangan arab memiliki dua tipe dalan penulisan dan pembacaannya. Tipe tersebut yaitu tipe arab tradisianal dan arab latin.
3.2.       Saran
3.2.1. Untuk Pembaca
Semoga setelah di buatnya makalah ini bisa menambah pengetahuan kita tentang sejarah bilangan arab.

3.2.2. Untuk Peserta Didik
Materi bilangan ini perlu dikaji lebih mendalam. Hal ini agar materi bilangan dapat dikuasai dengan sempurna oleh mahasiswa sehingga mahasiswa dapat dengan mudah mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.



DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar